- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/04/cara-membuat-related-posts-bergambar.html#sthash.x841Tloy.dpuf - See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/04/cara-membuat-related-posts-bergambar.html#sthash.I6UGBN6g.dpuf

Minggu, 09 November 2014

PURWA MADYA WASANA

Mendengar nama Alas Purwo, imajinasi kita pasti akan tertuju pada sebuah kawasan hutan lebat. Hal itu memang benar, Alas Purwo adalah sebuah kawasan hutan Taman Nasional di bawah lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Sebuah hutan lebat (dan angker) dengan berbagai macam habitat yang hidup di dalamnya, konon termasuk dalam 7 daftar tempat paling angker di dunia dan tempat terangker di pulau Jawa.
unduhan (1)
Alas Purwo adalah salah satu tempat yang terdapat pintu masuk ke dimensi ghaib. Nama sebenarnya adalah Purwa Kala, hanya sampai sekarang masyarakat menyebutnya Alas Purwo saja. Jaman dahulu pintu gerbang dimensi ghaib tersebut pernah dibuka, dikarenakan pada waktu itu tanah Jawa masih gung lewang lewung, banyak sekali manusia datang ke Alas Purwo menemui ajalnya, istilahnya jalmo moro jalmo mati. Mengapa bisa begitu ? karena pada waktu itu pintu dimensi ghaib terbuka yang menyebabkan para mahluk ghaib menebarkan aura hitam yang membuat manusia lupa diri.
Menurut laporan National Geographic Traveller, Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo) adalah taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Secara geografis terletak di ujung timur Pulau Jawa wilayah pantai selatan. Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain. Bagi masyarakat sekitar, nama Alas Purwo memiliki arti sebagai hutan pertama, atau hutan tertua di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, tak heran bila masyarakat sekitar menganggap Alas Purwo sebagai hutan keramat. Sehingga, selain diminati sebagai tujuan wisata alam, kawasan Alas Purwo juga diyakini memiliki situs-situs yang dianggap bersejarah yang sering digunakan untuk melakukan ritual.
 
images (10)
Sampai disini… Nuwunsewu, nyuwun gunge samudro pangaksami, mbok bilih enten seratan ingkang kirang lan mboten dados kerso ing manah… Minta maaf yang sebesar-besarnya jika artikel kali ini mungkin ada yang dirasa masih banyak kekurangan ataupun tidak membuat berkenan dihati, oleh karena kurangnya referensi ilmu pengetahuan terkait yang mungkin masih tercecer, terpendam atau tersimpan diluar sana.
Jika kita ibaratkan ilmu spiritual ini seperti ‘cermin’ yang pecah dan berserakan, maka sudahlah tentu kita memiliki kewajiban moral tanpa pamrih untuk mengumpulkan serpihan-serpihan cermin mutiara tersebut sehingga bisa digunakan generasi sebagai cerminan jati diri.

Sumonggo kerso paring sumbangsih panggraitanipun, artikel ini dimaksutkan untuk ‘Menggali spiritual asli Jawa’ yang seluas samudra jagad semesta ini. Kita harapkan melalui diskusi interaktif berupa sharing pengalaman dan pencerahan dari poro kadang lan pinisepuh, sehingga dengan demikian pemahaman tentang Jawa tidak stagnant dan terhenti dalam sudut pandang tertentu saja.

Menurut berbagai sumber, ajaran ‘Jawa’ sebenarnya sangatlah simpel dan mengena. ini seperti kata mutiara yang pernah di lontarkan oleh ilmuwan sekaliber Kanjeng Mas Albert Einstein, he said “If You Can`t Explain It Simply, You Don`t Understantd It Well Enough” ^_* …
Intisari ajaran Purwo selalu bermuara dari/ke/pada filosofi ‘Lingga Yoni’ 
“…Purwaning dumadine manungsa. Tan liya saka dening Roh Suci kang sinabatumurun. Gumelar aneng alam donya. Kang srawa tuwuh manuwuh. Dedalane Manunggal. Kinentenan sarwo mijil. Gelar gumelare manungsa. Saka dening manunggaling rasa sejati. Manunggaling rama klawan ibu sakarone podo rebut rasa. Rangkul rinangkul datan pada uwal. Uwalira namun wis mijil. Mula sakabehing para manungsa. Elinga purwaning dumadi. Sun jarwani marganipun. Nalika jenengsirakinandut ning ibunira. Ibunira rina klawan dalu. Tan kendat anggone anyuwun mring sihin Gustine. Pamintanipun ibunira murih widada lan dadi. Tulusing kang kinandut sangang sasi nandang sangsara mbenjang miyos wanita miwah kakung ingkang kagungan URIP.”
“Tes putih soko bopo tes abang soko biyung, wujute gedong cagak 4 lawang 9 isen-isene sukma sejati kang gumantung tanpo cantolan, lungguhe ono batinku kang sekti kang kanggonan wekasan urip sejati yoiku… arane, ora ono ingsun kejobo Gusti ora ono Gusti kejobo ingsun. Duuuhh sejatine… weneono pituduh lamun mripat durung nganti weruh, weneono krungu lamun kuping durung nganti krungu, wenenono roso lamun kulit durung nganti kroso, weneono tombo lamun rogo lagi nandang lara. Mandio pangucapku keturutono karepku kasembadanono opo sing dadi karepku.”
images (4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar